Yang Bisa Dipelajari Dari Pengalaman Patah Hati

Judul: Lemon Cake
Penulis: Inge Agustin
Penerbit: Buku Mojok (Buku Mojok Group)
Jumlah halaman: 214 halaman
Ukuran: 13x19 cm 
ISBN: 978-623-7284-78-9

 

Lemon Cake menceritakan perjalanan seorang perempuan berumur (saat itu) 30 tahun setelah mengalami patah hati pertama dalam hidupnya. Ditulis seperti buku harian, buku ini menguraikan bagaimana cara si perempuan berusaha bisa mengatasi tragedi romantik ini sebaik mungkin. Kesedihan dan keputusasaan diceritakan bersamaan dengan segala usahanya untuk bisa menjadikan sakit hatinya sebuah pelajaran baik. Kesadaran bahwa dia harus bisa belajar jatuh cinta dengan diri sendiri dan hidup terlebih dahulu sebelum bisa jatuh cinta dengan orang lain.

Buku ini juga merekam proses untuk bisa berada di posisi yang lebih baik setelah kebingungan dan sakit hati dari patah hati diceritakan melalui kejadian dan percakapan sehari-hari yang dialami. Patah hati yang asam seperti lemon berusaha diolah sebaik mungkin menjadi lemon cake yang enak dan menyenangkan dan buku ini seperti buku resep untuk bisa mengolahnya. Reconnect dengan diri sendiri adalah point utama yang Inge Agustin usung sebagai hikmah dari pengalaman patah hati yang menyakitkan.

Buku-buku pengambangan diri belakangan kian marak dan muncul dengan banyak formula. Spesifikasi tema yang diulik pun tidak sekadar disajikan sebagai pengalaman pribadi, tapi sebagai pengetahuan baru untuk mengembangkan diri. Inge Agustin tentu memiliki pengalaman unik yang hanya terjadi pada dirinya, namun nilai-nilai tentang keberhargaan diri yang ia petik dari pengalaman personal itu yang membuat buku ini bisa jadi penghubung dengan banyak orang di luar sana.

Patah hati sampai saat ini secara umum masih dianggap sebagai hal yang trivial dan terkesan remeh. Tulisan-tulisan di buku ini berusaha untuk menunjukkan bahwa patah hati sebagai hal yang wajar untuk diratapi dan itu bukan sesuatu yang berlebihan. Wajar untuk seseorang memerlukan waktu untuk bisa keluar dari kedukaan patah hati. Patah hati juga bisa menjadi salah satu cara bagi seseorang untuk menemukan diri mereka sendiri, sebagai jalan pembuka untuk memahami hidup dan diri sendiri. Patah hati di buku ini mendapat porsi yang sepantasnya: diratapi dan dipelajari.

Menyitir sebuah ungkapan terkenal dalam Bahasa Inggris, “When life gives you lemon, make lemonade,” Inge menggali filosofi optimisme dalam ungkapan ini dengan tetap mempertahankan otensitas pengalaman masing-masing orang. Itulah yang membuat Inge melakukan permainan kata dengan mengganti lemonade dengan lemon cake, yang dirasa lebih sesuai dengan konteks pengalaman dan kepribadiannya.

Inge Agustin adalah seorang lulusan Sastra Jerman yang saat ini berkarier sebagai sekretaris di sebuah firma hukum. Tulisan-tulisan dalam buku ini adalah transformasi dari buah pikirannya yang tertuang dalam blog pribadi yang diisinya selama bertahun-tahun.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *