Mungkin istilah ‘korea’ sudah tidak terdengar asing bagi beberapa orang. Istilah ini kembali muncul dan dipopulerkan oleh Bambang Pacul sewaktu menyebutkannya pada Rapat Kerja Komisi III DPR RI. Istilah tersebut viral dan membuat cukup banyak orang bertanya-tanya maksud dari ‘korea’ yang diucapkan oleh Bambang. Untuk menjawab kebingungan ini, Bambang telah menuangkan maksud penggunaan istilah koreanya itu pada sebuah artikel tulisan di Detik.com.
Korea yang dimaksud oleh Bambang memang ada kaitannya dengan negara Korea yang menghasilkan K-Pop dan Hallyu Wave. Namun, korea yang dimaksud oleh Bambang ternyata merupakan istilah yang cukup terkenal di masyarakat Jawa. Secara konteks, istilah korea yang terkenal ini merujuk pada orang-orang korea yang menjadi prajurit Jepang. Para prajurit dari korea ini memiliki perawakan yang biasa saja tetapi militansi mereka tidak bisa diremehkan.
Militansi yang dimiliki oleh prajurit korea ini menginspirasi istilah ‘korea’. Mentalitas korea dimaksudkan kepada orang yang memiliki keinginan tinggi untuk mencapai lapisan tertinggi dan keluar dari hidup susah yang mereka alami saat ini. Untuk mencapai keinginannya, melompat saja tidak cukup bagi para korea, mereka harus melenting.
Kenapa para korea harus melenting? Karena dengan melenting mereka bisa menebus segala penderitaan di masa lalunya dengan eksistensinya di atas.
Puthut EA menuliskan lebih lanjut terkait istilah korea yang kembali dipopulerkan oleh Bambang Pacul dalam buku terbarunya, Mentalitet Korea Jalan Ksatria Komandan Bambang Pacul. Menurut Bambang, kita memerlukan galah untuk bisa melompat tinggi hingga melenting. Galah ini adalah suatu hal yang dapat memberikan kita kesempatan untuk melenting. Galah dapat berupa macam-macam, tergantung kebutuhan kita ingin melenting dalam bidang mana.
Jika kita ingin melenting lewat kekuatan, Bambang menyarankan untuk masuk ke dalam partai politik. Misal kita ingin melenting lewat kepintaran, kita perlu tekun dalam pendidikan kita. Sama halnya jika kita ingin melenting lewat keuangan, maka kita perlu mempelajari kiat-kiat mencari uang. Tentunya, untuk memilih bidang kita perlu melihat bidang apa yang cocok dan sesuai dengan kapasitas kita terlebih dahulu. Sebab seorang korea sudah paham apa yang menjadi kekuatannya, kelemahan dan kapasitas dirinya sendiri.
Dalam halnya mencari dan mendekati galah, kita juga tidak bisa asal-asalan. Kita perlu mempersiapkan diri untuk mendapatkan hasil yang baik, untuk ini Bambang menggunakan kaidah asah, asih, asuh. Asah berarti kita perlu mengasah pikiran untuk pdkt dengan calon galah, di sini Bambang mempelajari lebih lanjut mengenai calon galahnya dari segi minat. Asih berarti proses infiltrasi pikiran, di sini Bambang mulai menggunakan pengetahuan minat galahnya untuk mengambil hati. Yang terakhir adalah Asuh, di sini Bambang berusaha menyimak dan mendengarkan ucapan-ucapan galahnya untuk mengambil hati sang galah.
Lebih lanjut mengenai mentalitet korea dan bagaimana bisa menjadi korea yang melenting, kamu bisa pesan buku Mentalitet Korea Jalan Ksatria Komandan Bambang Pacul di sini.
Korea-korea, melompat saja tidak cukup, melentinglah!