logo blog buku mojok

Film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu: Siapkan Tisu untuk Mengusap Air Matamu

Film “Cinta Tak Pernah Tepat Waktu” siap mengaduk-aduk emosi penonton Indonesia di tahun 2024. Disutradarai oleh maestro perfilman Indonesia, Hanung Bramantyo, film ini diadaptasi dari novel best-seller karya Puthut EA yang telah mencuri hati banyak pembaca. Bersiaplah untuk terhanyut dalam kisah cinta yang rumit, dibumbui dengan elemen misteri dan pertanyaan eksistensial seputar waktu.

Menyelami Kisah Daku dan Perjalanan Menemukan Cinta Sejati

Film ini mengisahkan tentang Daku yang diperankan oleh Refal Hady, seorang penulis muda berbakat yang dihantui oleh tekanan waktu. Ia merasa waktu terus mengejarnya, memaksanya untuk segera menemukan pasangan hidup. Di sisi lain, Daku juga berjuang melawan rasa takutnya untuk menuliskan kisahnya sendiri, sebuah ironi bagi seorang penulis.

Perjalanan cinta Daku semakin berliku ketika ia bertemu dengan seorang perempuan misterius (diperankan oleh Nadya Arina). Pertemuan ini membuat Daku mempertanyakan arti cinta, takdir, dan hakikat waktu itu sendiri. Akankah Daku berhasil menemukan cinta sejatinya di tengah pergulatan batin dan tekanan waktu yang terus menghantuinya?

Deretan Bintang Muda Berbakat dan Aktris Malaysia yang Memukau

Selain Refal Hady dan Nadya Arina, film ini juga dibintangi oleh sederet aktor dan aktris berbakat lainnya, seperti Carissa Perusset yang dikenal lewat perannya di film “Antologi Rasa” dan aktris Malaysia, Mira Filzah, yang menambah warna tersendiri dalam film ini. Kehadiran mereka diharapkan dapat menghidupkan karakter-karakter dalam novel dengan apik di layar lebar.

Diadaptasi dari Novel Fenomenal dan Relate dengan Gen Z

  • Bahasanya mudah dipahami dan nggak berbelit-belit. Puthut EA menyampaikan kisah “Aku” dengan gaya bercerita yang ringan dan apa adanya, seolah-olah lagi curhat sama sahabat dekat. Nggak ada istilah-istilah yang bikin dahi berkerut atau kalimat-kalimat puitis yang susah dicerna. Semuanya disampaikan dengan jujur dan apa adanya, persis kayak obrolan kita sehari-hari.
  • Ceritanya realistis dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Konflik dan permasalahan yang dialami “Aku” sering kali mirip dengan apa yang dialami anak muda jaman sekarang. Mulai dari cinta monyet jaman SMA yang penuh drama, LDR yang diuji jarak dan waktu, sampai terjebak dalam friendzone yang bikin nyesek. Bahkan, penggambaran interaksi “Aku” dengan teman-temannya pun terasa natural dan nggak jauh beda dengan geng kita.
  • Banyak kutipan yang bikin baper dan ngena banget di hati. Siap-siap aja buat nemuin kalimat-kalimat yang bikin kamu manggut-manggut setuju, tersenyum kecut, atau bahkan meneteskan air mata. Misalnya, “Terkadang, melepaskan seseorang yang kita cintai adalah bentuk cinta terbesar yang bisa kita berikan.” Atau, “Luka memang menyakitkan, tapi ia juga mengajarkan kita untuk lebih kuat.” Kutipan-kutipan ini nggak cuma indah dibaca, tapi juga menyimpan makna yang dalam dan bikin kita merenung.
  • Memberikan pesan positif tentang cara menghadapi patah hati dan move on. Buku ini nggak cuma bikin galau dan terlarut dalam kesedihan, tapi juga memberikan motivasi dan harapan buat kamu yang lagi berjuang melupakan mantan. Melalui perjalanan “Aku”, kita diajak untuk belajar ikhlas, memaafkan, dan menerima kenyataan bahwa cinta memang tak selalu berjalan sesuai keinginan. Kita juga diingatkan bahwa patah hati bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari petualangan baru untuk menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya

 

Hanung Bramantyo: Sang Maestro di Balik Layar

Hanung Bramantyo, sutradara berpengalaman yang telah melahirkan banyak karya fenomenal seperti “Ayat-Ayat Cinta”, “Perempuan Berkalung Sorban”, dan “Habibie & Ainun”, kembali menunjukkan kepiawaiannya dalam menggarap film bergenre drama romantis. Dengan sentuhan khasnya, Hanung diharapkan mampu menerjemahkan kisah cinta yang kompleks dan penuh makna dalam novel “Cinta Tak Pernah Tepat Waktu” ke dalam visual yang memukau dan menggugah emosi penonton.

Aina Abdul dan Fabio Asher: Merangkai Emosi Lewat Soundtrack yang Menyentuh

Tak hanya dari segi visual, film ini juga menawarkan pengalaman audio yang mendalam. Soundtrack film “Cinta Tak Pernah Tepat Waktu” dinyanyikan oleh dua penyanyi berbakat, Aina Abdul dan Fabio Asher, yang dikenal dengan vokal mereka yang kuat dan penuh emosi. Kolaborasi keduanya diharapkan dapat memperkuat nuansa romantis dan dramatis dalam film.

Menghitung Mundur Penayangan Perdana

Film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu akan tayang di Jakarta Film Week 2024! 26 Oktober 2024, film yang diadaptasi dari novel fenomenal Puthut EA siap menguras emosimu. Jangan sampai kelewatan kesempatan emas untuk menjadi salah satu yang pertama menyaksikan film garapan Hanung Bramantyo ini.

Meskipun tanggal rilis resmi belum diumumkan, “Cinta Tak Pernah Tepat Waktu” telah menciptakan antusiasme yang tinggi di kalangan pencinta film Indonesia. Film ini diprediksi akan menjadi salah satu film terpopuler di tahun 2024. Sambil menunggu penayangan perdananya, Anda dapat membaca novelnya terlebih dahulu untuk mendapatkan gambaran awal tentang kisah cinta yang akan disajikan.

Artikel Lainnya